Pawang Hujan, Shalat Istisqa dan Karomah Kyai

Date:

Share post:

IslamIndonesia.co – Pawang hujan pada gelaran MotoGP Mandalika kemarin mendapat sorotan luar biasa di sosial media. Ada yang melontarkan cibiran pedas, ada juga yang terhibur sekaligus bangga karena sisi lokalitas ke-Indonesia-annya tersorot hingga mancanegara.

Balapan yang dijadwalkan pada pukul 14:00 WIB harus ditunda karena hujan deras. Rara Istiati Wulandari, sosok pawang hujan tersebut dicibir karena sempat dianggap gagal menjadi pawang hujan GP Mandalika. Tak berselang lama, ia turun langsung di area pit lane, sekitar lokasi balapan. Hujan yang tadinya deras perlahan mereda. Seketika respon positif mulai bermunculan. Balapan dapat kembali dilanjutkan.

Kadang caci maki, nyinyiran atau cibiran itu datangnya dari ketidaktahuan. Seperti yang kita ketahui, praktik pawang hujan sudah biasa ditemui di berbagai daerah di Indonesia. Ritual meminta hujan biasa dilakukan para petani ketika dilanda masa kekeringan atau kemarau panjang. Sedangkan ritual menghentikan hujan biasanya dilakukan ketika ada acara-acara besar, seperti seorang pejabat yang hendak berkunjung di suatu wilayah. Jadi benar-benar bukan hal baru yang tabu di Indonesia.

Bagaimana Sebaiknya Muslim Menyikapi Pawang Hujan?

Panitia MotoGP meminta jasa Istiati Wulandari untuk menghentikan dan mengalihkan hujan ke daerah lain. Dalam hal ini sepertinya kurang bijak jika hal ini dijawab dari sisi aqidah agama. Sebab pada dasarnya penyelenggaraan MotoGP bertujuan sebagai hiburan. Sesuai tujuannya, tentu sukses menghibur jutaan mata yang menyaksikannya.

Justru melalui viralnya pawang hujan GP Mandalika ini, menjadikan kita lebih menyadari dan mensyukuri keragaman keyakinan di Indonesia ini. Sikap terbaik yang ditampilkan adalah penghargaan atas keyakinan orang lain (respect each other). Bukan malah turut mencaci maki, nyinyir atau mencibir pawang hujan tersebut.

Terkait meminta hujan dan menolak hujan, Islam mengenal shalat istisqa’ (meminta hujan) dan doa menolak hujan, berikut penjelasan singkatnya:

Shalat Istisqa’

Dalam Islam juga mengenal doa ataupun amalan yang dapat digunakan dalam meminta mendatangkan hujan, yaitu shalat istisqa’. Shalat istisqa’ merupakan shalat sunah muakkad dua rakaat yang bertujuan untuk meminta turunnya hujan kepada Allah SWT.

Tata cara shalat istisqa’ atau minta hujan sama halnya dengan shalat Id, termasuk di dalamnya soal jumlah takbir dan dilanjutkan dengan khutbah setelah shalat. Seperti yang disebutkan dalam hadis Ibnu Abbas r.a. berikut :

وصلى ركعتين كما كان يصلي في العيد

Artinya: “Dan Beliau Shalat 2 rakaat sebagaimana beliau melaksanakan shalat Id” (HR. Abu Dawud no. 1165 dan Tirmidzi no. 558, dan beliau mengatakan hadis Hasan Shahih)

Imam mengeraskan bacaannya shalat istisqa’, hal ini tertuang dalam hadis yang bersumber dari Abdullah Bin Zaid r.a. berkata:

خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَسْقِي فَتَوَجَّهَ إِلَى الْقِبْلَةِ يَدْعُو وَحَوَّلَ رِدَاءَهُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ جَهَرَ فِيهِمَا بِالْقِرَاءَةِ

Artinya: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah keluar untuk melaksanakan shalat istisqa’, beliau lalu berdoa dengan menghadap ke arah kiblat sambil membalikkan kain selendangnya. Kemudian beliau melaksanakan shalat dua rakaat dengan mengeraskan bacaannya pada kedua rakaat itu.”

Doa Menolak Hujan

Rasulullah pun semasa hidupnya pernah memanjatkan doa menolak hujan, sebagaimana yang tertuang dalam hadis yang diriwayatkan oleh Anas r.a. bahwa suatu ketika, Nabi pernah berdoa: 

 اللهم حوالينا ولا علينا اللهم على الأكام والظراب وبطون الأودية ومنابت الشجر

Allahumma hawalayna wa la ‘alayna, Allahumma alal akami wad thirobi, wa buthunil audiyyati wa manabitis syajari
Artinya: “Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami, dan jangan turunkan kepada kami untuk merusak kami. Ya Allah turunkanlah hujan di dataran tinggi, beberapa anak bukit, perut lembah dan beberapa tanah yang menumbuhkan pepohonan.”

Kisah Karomah Kyai dalam Menolak Hujan

Lebih jauh, jika kita mau menelusuri ada beberapa karomah kyai terdahulu yang masyhur dapat menolak hujan. Ada sebuah kisah menarik dari Purbalingga. Suatu ketika, Kyai Ahmad Tohari Ismail Purbalingga, sedang mengisi pengajian. Namun kebetulan gerimis tipis. Ketika hujan turun, beliau membaca shalawat berikut:

مَوْلَايَ صَلِّ وَسَلِّمْ دَائِمًا أَبَدًا

عَلىٰ حـَبِيْبِكَ خـَيْرِ الْخَلْقِ كًلِّهِمِ

يَا رَبِّ بالْمُصْطَفٰى بَلِّغْ مَقَاصِدَنَا

وَاغْفِرْ لَنَا ذَنْبَنَا يَا وَاسِعَ الْكَرَمِ

Maula ya sholli wasallim daiman Abadan

A’la habibika khoiril kholqi kullihimi

Ya Robbibil mustofa balighmaqo shidana

Waghfirlana mamadho ya wasi’al karomi

“Ya Tuhanku, limpahkanlah selalu rahmat ta’dhim serta keselamatan atas kekasih-Mu yang terbaik di antara seluruh makhluk. Ya Tuhanku, dengan berkah Nabi pilihan, sampaikanlah semua keinginan kami dan ampunilah dosa-dosa kami, Ya Tuhan Yang Maha Luas Kemurahan-Nya.”

Alhamdulillah, atas izin Allah, melalui lantaran shalawat tersebut di sekitar tempat pengajian tidak lagi turun hujan hingga selesai pengajian.

Ada juga KH. M. Salman Dahlawi, Ponpes al-Manshuriyah Popongan Klaten yang membaca surat al-Fil sebanyak 11 kali:

اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِۗ – ١ اَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِيْ تَضْلِيْلٍۙ – ٢ وَّاَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا اَبَابِيْلَۙ – ٣ تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍۙ – ٤ فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍ ࣖ – ٥

Pada kata “ تَرْمِيْهِمْ” dibaca 11x.

Perlu diingat bahwa manusia sejatinya hanya dapat berusaha, selebihnya soal diijabah atau tidaknya merupakan hak prerogatif-Nya.

Sebagai penutup, saran saya berhentilah menggoreng aksi pawang hujan MotoGP kemarin. Kan bisa juga direbus!

Achmad Fachrur Rozi
Achmad Fachrur Rozihttp://www.islamindonesia.co
Silakan kirim kritik & saran Anda melalui email: [email protected]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related articles

Penyakit Ain itu Apa, Penyebab dan Doa Mengatasinya

IslamIndonesia.co – Penyakit Ain itu apa? mungkin itulah yang saat ini sedang dipikirkan. Sebab sebagian besar orang masih...

Eskalasi Konflik Israel Palestina dan Bantuan Kemanusiaan Negara Lain

IslamIndonesia.co – Konflik Israel Palestina masih berkepanjangan, seperti tidak ada akhirnya. Sampai saat ini serangan masih terjadi. Pada 7...

Khutbah Idul Fitri: Titik Awal Memulai Hidup Baru

IslamIndonesia.co - السلام عليكم ورحمة الله وربركاته الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله...

5 Sunnah di Hari Raya Idul Fitri

IslamIndonesia.co - Hari Raya Idul Fitri merupakan momen yang sangat penting bagi umat muslim di seluruh dunia.  Pada hari...