Makna Kata Kasab dan Iktisab dalam Alquran, Samakah Artinya?

Date:

Share post:

IslamIndonesia.coDi saat membaca Alquran, seringkali pembaca menemukan beberapa kata/lafadz yang berbeda akan tetapi memiliki kesamaan atau kemiripan arti, hal ini dikenal dengan term mutarodif atau sinonim. Akan tetapi, pembahasan kali ini masih mengenai suatu kata dengan salah satu derivasinya, isytiyaq atau pecahan katanya sendiri. Sebagai contoh pada penggalan QS. Al-Baqarah [2]: 286. Terdapat dua kata dari satu induk kata yang sama.

…لَها ما كَسَبَتْ وَعَلَيْها مَا اكْتَسَبَتْ

“dia mendapatkan (pahala) dari kebaikan yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya”.

Yakni kasab dan iktisab, bersandingnya dua kata yang berasal dari satu kata yang sama pada suatu ayat menimbulkan rasa ingin tahu, apakah terdapat perbedaan makna Kata Kasab dan Iktisab di antara keduanya, ataukah sama saja. Berikut penjelasannya.

Kasab menurut Bahasa berasal dari Bahasa arab kasaba-yaksibu-kasban yang berarti memperoleh, mendapat, dan menghasilkan. Menurut KBBI, arti kasab adalah usaha atau ikhtiar yang dilakukan sesuai dengan kemampuannya sebagai manusia dan sejalan dengan kehendak hatinya. Sedangkan Arti kasab menurut Ibnu Faris Alqozawini dalam kitabnya Maqayis Allughoh adalah pencarian.

Menurut Imam Al-Ashfahany dalam kitabnya Al-Mufrodat Fi Gharibil Quran, kasab adalah usaha manusia untuk memperoleh sesuatu yang mengandung manfaat, serta memperoleh keuntungan. Sebagai contoh kasbul mali atau memperoleh harta. Namun selain bermakna untuk kebaikan terkadang kasab juga digunakan dalam artian melakukan suatu perkara yang buruk.

Sebagai contoh penuturan Alquran surat Al-Baqarah [2]: 267 contoh kasab dalam artian usaha yang baik.

…أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّباتِ ما كَسَبْتُمْ…

“Infakkanlah Sebagian dari hasil usahamu (yang baik-baik)”

Menurut Imam Al-Maraghi dalam kitabnya tafsir Al-Maraghi adalah infakkanlah harta-hartamu yang baik seperti uang, komoditi dagang, dan bisa juga hewan ternak yang dapat digembalakan.

Dan juga kasab dalam artian usaha buruk terdapat pada QS. Al-An’am [6]: 120

…إِنَّ الَّذِينَ يَكْسِبُونَ الْإِثْمَ سَيُجْزَوْنَ بِما كانُوا يَقْتَرِفُونَ

“Sungguh, orang-orang yang mengerjakan (perbuatan) dosa kelak akan diberi balasan sesuai dengan apa yang mereka kerjakan.”

Kata kasab dalam artian usaha disandingkan dengan kata itsmun yang berarti dosa menjadikannya berarti melakukan perbuatan dosa. Dalam hal ini Imam Ibnu Katsir dalam kitabnya Tafsir Ibnu Katsir, dan Imam Al-Maraghi dalam kitabnya tafsir Al-Maraghi menjelaskan bahwasannya perbuatan dosa baik itu secara terang-terangan atau samar-samar maka akan diberi balasan oleh Allah SWT.

Selanjutnya kata iktisab dalam Alquran, sebagai pecahan atau derivasi dari kata kasab, iktisab memiliki arti yang sama yakni usaha, atau sesuatu yang dikerjakan. Sebagai contoh QS. An-Nisa [4]: 32

…لِلرِّجالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّساءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ وَسْئَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ

“…Bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan..”

Imam Al-Baidhowy dalam kitabnya Anwarut Tanzil wa Asrorut Ta’wil menjelaskan bahwasannya setiap laki-laki dan perempuan akan mendapatkan bagian serta keutamaan sesuai denga napa yang telah dikerjakannya. Dalam hal ini iktisab bersanding dengan kata nashib dan Fadhl, sehingga ia bermakna menyesuaikan konteksnya berarti usaha dalam kebaikan. Berbeda dengan iktisab pada QS. Al-Baqarah [2]: 286

…لَها ما كَسَبَتْ وَعَلَيْها مَا اكْتَسَبَتْ…

“dia mendapatkan (pahala) dari kebaikan yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya”.

Menurut Imam Al-Asfahany dalam kitabnya Al-Mufrodat fi Gharibil Quran menyatakan bahwasannya dikatakan kata kasab disini dikhususkan untuk perbuatan baik, sedangkan iktisab untuk perbuatan buruk, terdapat pula pendapat bahwasannya kasab adalah suatu hal yang dilakukan yang bertujuan untuk perkara yang mengahasilkan di akhirat, sebaliknya iktisab adalah untuk memperoleh hal-hal duniawi.

Begitu pula Imam Abu Muhammad Al-Baghawi dalam kitabnya Tafsir Al-Baghowi, memberi keterangan bahwasannya seseorang akan memperoleh pahala dari perbuatan baik yang dikerjakannya (kasab), dan memperoleh dosa bagi yang berbuat (iktisab) keburukan.

Tidak berbeda dengan penafsiran yang telah disebutkan sebelumnya, Imam Al-Baidhowi dalam kitabnya Tafsir Al-Baidhowy, disebutkan bahwasannya kasab pada ayat tersebut khusus untuk perbuatan baik, seseorang akan mendapatkan pahala sebab melakukannya, dan iktisab untuk perbuatan yang buruk, sehingga yang melakukannya akan mendapatkan dosa. Mengapa demikian, karena iktisab mengandung makna suatu kemungkinan, dan nafsu itu menginginkan dan menarik pada keburukan, sehingga memberikan porsi lebih besar dalam melakukan perbuatan yang tidak baik.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwasannya makna kata kasab dan iktisab beragam, kasab dapat berarti kebaikan pada suatu ayat namun berarti keburukan pada ayat yang lain. Begitu juga iktisab bermakna kebaikan jika tidak bersanding dengan kasab, akan tetapi berbeda makna menjadi khusus pada perbuatan buruk jika kata iktisab bersanding dengan kasab. Wallahu A’lam.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related articles

Penyakit Ain itu Apa, Penyebab dan Doa Mengatasinya

IslamIndonesia.co – Penyakit Ain itu apa? mungkin itulah yang saat ini sedang dipikirkan. Sebab sebagian besar orang masih...

Eskalasi Konflik Israel Palestina dan Bantuan Kemanusiaan Negara Lain

IslamIndonesia.co – Konflik Israel Palestina masih berkepanjangan, seperti tidak ada akhirnya. Sampai saat ini serangan masih terjadi. Pada 7...

Khutbah Idul Fitri: Titik Awal Memulai Hidup Baru

IslamIndonesia.co - السلام عليكم ورحمة الله وربركاته الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله...

5 Sunnah di Hari Raya Idul Fitri

IslamIndonesia.co - Hari Raya Idul Fitri merupakan momen yang sangat penting bagi umat muslim di seluruh dunia.  Pada hari...