Ayo Menitip Doa Pada Yang Berangkat Haji

Date:

Share post:

IslamIndonesia.co

Khutbah I

الحَمْدُ للهِ المَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ ، مُحَمَّدٍ ﷺ الصَّادِقِ الوَعْدِ الْأَمِيْنِ، الصَّاحِبِ الغُرِّ الْمُحَجَّلِيْنَ ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْأَيَّامِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ المُنَزَّهِ عَنِ الجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَّةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ.  أَمَّا بَعْدُ:  فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَاِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ  قَالَ اللهُ تَعَالَى فِىْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.  بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ:  وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ ٩٧

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Alhamdulillah mulai tahun ini pintu haji bagi jamaah asal Indonesia telah dibuka kembali. Ratusan ribu muslimin dan muslimat bersujud syukur kerinduannya akan bertemu tanah suci dan “sowan” kanjeng Nabi akan terobati. Kalau kita menonton berita di TV, sudah mulai ada berita pemberangkatan Jama’ah Haji asal Indonesia. Kloter pertama embarkasi Jakarta telah berangkat tanggal 4 Juni, 6 hari yang lalu. Maka khutbah yang ringkas ini akan mengajak jamaah untuk “Menitip Doa Pada yang Berangkat Haji”.

Kaum Muslimin yang dimulyakan Allah

Haji merupakan rukun Islam ke-5. Siapapun umat Islam yang telah mengerjakan rukun paripurna tersebut disebut telah sempurna Islamnya, atau setidaknya mengalami pengalaman spiritual secara lengkap dalam agama Islam. Hukum mengerjakan haji adalah wajib muallaq. Yaitu wajib dengan disertai kondisi tertentu. Dalam al-Quran Allah Swt. berfirman:

وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ ٩٧

(Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu) mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam.

Kewajibannya hanya sekali seumur hidup. Dalam sebuah hadis riwayat Ibnu Abbas Nabi bersabda:

خَطَبَنَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: ( إِنَّ اَللَّهَ كَتَبَ عَلَيْكُمُ اَلْحَجَّ فَقَامَ اَلْأَقْرَعُ بْنُ حَابِسٍ فَقَالَ: أَفِي كَلِّ عَامٍ يَا رَسُولَ اَللَّهِ? قَالَ: لَوْ قُلْتُهَا لَوَجَبَتْ, اَلْحَجُّ مَرَّةٌ, فَمَا زَادَ فَهُوَ تَطَوُّعٌ )  رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ, غَيْرَ اَلتِّرْمِذِيِّ وَأَصْلُهُ فِي مُسْلِمٍ مِنْ حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam berkhutbah di hadapan kami seraya bersabda: “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan haji atasmu.” Maka berdirilah al-Aqra’ Ibnu Habis dan bertanya: Apakah dalam setiap tahun, wahai Rasulullah? Beliau bersabda: “Jika aku mengatakannya, ia menjadi wajib. Haji itu sekali dan selebihnya adalah sunat.” Riwayat Imam Lima selain Tirmidzi. Asalnya dari riwayat Muslim dari hadits Abu Hurairah.

Menuju Baitullah adalah bentuk menuntaskan kerinduan seorang hamba. Setelah sekian tahun, bahkan puluhan tahun menabung hanya untuk bersabar menaati perintah Allah Saw. wata’ala. Tentu saja tidak sedikit orang yang belum sempat haji sudah habis umurnya di dunia. Mereka ini adalah orang-orang yang tidak pernah merasa keberatan menabung uang di bank untuk melunasi, tanpa mendapat kepastian sisa umur untuk berangkat. Bayangkan saja, menurut catatan Kementrian Agama, setidaknya antrian haji untuk Jakarta adalah sekitar 25 tahun; sedangkan Yogyakarta 29 tahun. Manusia semacam ini hanya terikat dengan satu kekuatan, yakni keimanan kepada Allah Swt. saking lamanya ini, sampai masyarakat sekitar menyebut orang yang berangkat haji sebagai “Tamu Allah” dan ia akan “Budal Ngulon”, maksudnya ke Barat, yaitu Makkah-Madinah.

Atas penantian panjang tersebut, maka tidak mengherankan bilamana ada kerabat yang hendak berangkat haji banyak tamu yang datang. Setidaknya tiga hal yang hendak disampaikan:

Pertama, menghaturkan selamat dan rasa syukur. Yaitu penantian yang selama ini ditunggu telah terwujud.

Kedua, mendoakan agar perjalanan lancar hingga pulang nanti. Haji yang dikerjakan mabrur dan diterima Allah Swt.

Ketiga, adalah menitip doa agar ia bisa disegerakan untuk berangkat haji di tahun berikutnya. Selain itu juga menitip doa tertentu kepada orang yang berangkat Haji.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Lalu apakah kita akan berdiam diri saja di rumah? Sementara tetangga kita, sanak famili kita, rekan-rekan kita berbondong-bondong menuju rumah orang yang hendak berhaji. Terlebih kalau orang yang haji itu adalah saudara kita sendiri. Tentu saja ini sangat disayangkan.

Ketika seseorang menunaikan ibadah haji, maka mereka akan berada di tempat-tempat yang mustajab untuk berdoa. Misalnya saja di hadapan Ka’bah, Hijir Ismail, raudhoh atau makam Nabi, Juhfah, Multazam, Masjid Nabawi dan sederet tempat yang terkenal sakralitasnya.

Dalam pandangan ilmu neurologi, faktor orang bisa khusyu berdoa di Multazam bisa jadi karena 4 sebab:

  1. Nabi Ibrahim, seorang yang rela menyerahkan sepenuh dirinya untuk melayani perintah Allah, termasuk membangun Ka’bah. Aura ketulusan beliau masih bisa dirasakan oleh orang yang haji.
  2. Ka’bah, adalah center of ritual. Energi positif yang terkumpul pada kabah berasal dari jutaan umat Islam yang shalat menghadapnya.
  3. Hajar Aswad, ia punya kadar logam yang amat tinggi. Sehingga orang-orang yang berdoa akan memancar energi yang sangat kuat.
  4. Orang yang Thawaf, yaitu aktifitasnya memancarkan gelombang elektromaknetik yang sangat luar biasa.

Terdapat sebuah hadits yang menyebutkan tentang keistimewaan berdoa di Multazam, yaitu.

عَنْ عَمْرِ بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ طُفْتُ مَعَ عَبْدِ اللهِ فَلَمَّا جِئْنَا دُبَرَ الْكَعْبَةِ قُلْتُ أَلاَ تَتَعَوَّذُ. قَالَ نَعُوذُ بِاللهِ مِنَ النَّارِ. ثُمَّ مَضَى حَتَى اسْتَلَمَ الْحَجَرَ وَأَقَامَ بَيْنَ الرُّكْنِ وَالْبَابِ فَوَضَعَ صَدْرَهُ وَوَجْهَهُ وَذِرَاعَيْهِ وَكَفَّيْهِ هَكَذَا وَبَسَطَهُماَ بَسْطًا ثُمَّ قَالَ هَكَذَا رَآَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَفْعَلُهُ.

Artinya, “Diriwayatkan dari Amr bin Suaib, dari ayahandanya, ia mengatakan, ‘Aku sedang berthawaf bersama Abdullah (Abdullah bin Umar). Ketika kami berada di belakang Baitullah, aku bertanya, ‘tidakah kamu memohon perlindungan?’Abdullah pun mengucapkan, ‘Kami berlindung kepada Allah dari panasnya siksaan api neraka.’ Setelah selesai, Abdullah menyalami Hajar Aswad dan berdiri antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah, lalu merapatkan dada, muka, kedua siku, dan kedua telapak tangan nya, ‘seperti inilah aku melihat Rasulullah SAW melakukannya,’” (Sunan Abu Daud dalam Bab Multazam, hadits nomor 1623, juz 5).

Akan sangat bermakna kalau di tempat-tempat tersebut seorang hujaj berdoa khusyu atau beribadah dengan tekun. Dan tentu saja amat beruntung, kalau doa yang kita titipkan menjadi salah satu dari sekian doa yang dipanjatkan.

Amin amin ya robbal alamin.

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.  بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

وَالْعَصْرِۙ ١ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ ٢ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖ ٣

==============================================================

بَارَكَ اللهُ لَنَا وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنَا وَإِيَّاكُمْ بِهِ مِنَ الْأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَاكِمِ

إِنَّهُ هُوَ التَـوَّابُ الرَّحِيْمِ

Khutbah II

الْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.  أَمَّا بَعْدُ: فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ. وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللهم عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ:

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِينْ، وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.  رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

 عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related articles

Penyakit Ain itu Apa, Penyebab dan Doa Mengatasinya

IslamIndonesia.co – Penyakit Ain itu apa? mungkin itulah yang saat ini sedang dipikirkan. Sebab sebagian besar orang masih...

Eskalasi Konflik Israel Palestina dan Bantuan Kemanusiaan Negara Lain

IslamIndonesia.co – Konflik Israel Palestina masih berkepanjangan, seperti tidak ada akhirnya. Sampai saat ini serangan masih terjadi. Pada 7...

Khutbah Idul Fitri: Titik Awal Memulai Hidup Baru

IslamIndonesia.co - السلام عليكم ورحمة الله وربركاته الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله...

5 Sunnah di Hari Raya Idul Fitri

IslamIndonesia.co - Hari Raya Idul Fitri merupakan momen yang sangat penting bagi umat muslim di seluruh dunia.  Pada hari...