USAHA MENJEMPUT LAILATUL QADAR

Date:

Share post:

Khutbah I

اَلْحَمْدُ ِللّهِ الذِيْ فَضَّلَ رَمَضَانَ بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَضَعَّفَ فِيْهَا عَمَلَ المُسْلِمِيْنَ وَالمُؤْمِنِيْنَ أُجُوْرًا. أَشْهَدُ أَنْ لَاۧ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ . اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مَحَمَّدٍ الْمُجْتَبٰى، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَهْلِ التُّقٰى وَالْوَفٰى. أَمَّا بَعْدُ
فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَاِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى. فَقَالَ اللهُ تَعَالٰى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ : أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
يَاۤأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءٰمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah
Hari ini adalah jumat terakhir bulan Ramadhan. Beberapa hari lagi kita akan bertemu dengan Idul Fitri. Pertanyaan yang seyogyanya kita tanyakan pada diri kita adalah, Sudahkah kita merasa mendapatkan malam Lailatul Qadar? ataukah selama ini malam-malam kita hanya lewat tanpa penuh makna, tidur nyenyak seperti biasanya, atau dengan begadang tanpa ibadah hingga sahur. Tentu saja para jama’ah sendiri yang lebih mengerti.

Sebagaimana keterangan Nabi yang dijelaskan oleh banyak Ulama, Kyai, ustadz dan para muballigh bahwa Allah menurunkan Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Terutama pada malam-malam ganjil. Maka kita masih punya kesempatan terakhir, terutama Malam ke-29 sebagai “pamungkas” malam ganjil. Sekali lagi malam ganjil “pamungkas”, malam ke-29.

Apa yang bisa kita kerjakan pada malam ke-29?

Sebenarnya banyak sekali amalan yang bisa kita kerjakan. Terutama shalat tarawih atau shalat malam lainnya, mendaras al Quran, bersedekah, i’tikaf di masjid dan memperbanyak dzikir kepada Allah, wa bil khusus membaca istighfar.

Baiklah, akan khatib sederhanakan. Konkritnya adalah pada malam hari berangkatkah ke masjid untuk menunaikan shalat tarawih. Sehabis Tarawih bacalah al-Quran seperempat juz hingga 1 juz. Setelah itu pulang dan istirahat lebih awal. Sekira tengah malam, lepas jam 1 atau jam 2, kita kembali mengambil air wudhu dan berangkat i’tikaf di dalam masjid. Lalu kita mengerjakan beberapa shalat:

Pertama, adalah shalat taubat sebanyak 2 rakaat. Surat yang dibaca setelah al-Fatihah rakaat pertama adalah surat al-Kafirun. Sedangkan rakaat yang kedua adalah surat al-Ikhlas.
Kedua, Shalat dengan niat semoga mendapat Lailatul Qadar sebanyak dua rekaat. Setelah membaca surat al-Fatihah membaca surat al-Qadar dan al-Ikhlas sebanyak 7 kali.

Setelah itu membaca istighfar sebanyak 70 kali, yaitu lafadz:


أَسْتَغْفِرُ اللّهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Kemudian kita memperbanyak doa:


اللهُمَّ إِنَّكَ عَـفُوٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Doa tersebut bisa kita baca 33 kali atau 100 kali, sesuai penanda pada tasbih.

Amaliah tersebut merupakan bagian daripada ikhtiar kita untuk menemukan Malam Lailatul Qadar.

Hadirin yang dimuliakan Allah.
Malam Lailatul Qadar senyatanya bukan soal hari atau tanggal berapa, sebab senyatanya di dunia Islam masih terjadi perbedaan waktu puasa. Juga bukan soal siang atau malam sebab dunia kita ini bulat, artinya kala di Indonesia sedang malam hari bisa jadi di belahan negara lain sedang siang. Akan tetapi Lailatul Qadar adalah soal rasa. Ya, rasa yang diperoleh seseorang selama – setidaknya 10 terakhir bulan Ramadhan. Rasa itu diterangkan oleh Nabi Muhammad Saw.:

Diriwayatkan Ath Thoyalisi, dari Ibnu Abbas, Rasulullullah SAW bersabda yang artinya, “Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan.”

Dari hadits tersebut diketahui bahwa pada malam Lailatul Qadar udara dan angin sekitar akan terasa tenang.

Tentang rasa ini, Prof. Dr. Quraish Shihab, seorang pakar tafsir al-Quran menyebutkan, diantara tanda-tanda seseorang berjumpa Lailatul Qadar adalah:
Pertama, bertambahnya kebaikan dalam diri seseorang, baik kebaikan berucap maupun tindakan.
Kedua, adanya ketenangan yang dirasakan, baik ketika beribadah atau beraktivitas. Bila ketenangan itu diperoleh pada malam hari maka akan berlangsung hingga pagi hari dan ditandai dengan mentari yang bersinar cerah. Ini adalah pemahaman dari ungkapan ayat: “Salamun hiya hattaa mathla’il fajr

Semoga kita termasuk orang yang berkualitas puasanya dan menjumpai Lailatul Qadar. Amin amin ya robbal ‘alamin.


أَعُوْذُ بِااللّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِي لَيۡلَةِ ٱلۡقَدۡرِ ¤ وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ ¤ لَيۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَيۡرٞ مِّنۡ أَلۡفِ شَهۡرٖ ¤ تَنَزَّلُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذۡنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمۡرٖ ¤ سَلَٰمٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطۡلَعِ ٱلۡفَجۡرِ.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْلُقْرآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهٗ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related articles

Penyakit Ain itu Apa, Penyebab dan Doa Mengatasinya

IslamIndonesia.co – Penyakit Ain itu apa? mungkin itulah yang saat ini sedang dipikirkan. Sebab sebagian besar orang masih...

Eskalasi Konflik Israel Palestina dan Bantuan Kemanusiaan Negara Lain

IslamIndonesia.co – Konflik Israel Palestina masih berkepanjangan, seperti tidak ada akhirnya. Sampai saat ini serangan masih terjadi. Pada 7...

Khutbah Idul Fitri: Titik Awal Memulai Hidup Baru

IslamIndonesia.co - السلام عليكم ورحمة الله وربركاته الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، الله...

5 Sunnah di Hari Raya Idul Fitri

IslamIndonesia.co - Hari Raya Idul Fitri merupakan momen yang sangat penting bagi umat muslim di seluruh dunia.  Pada hari...