IslamIndonesia.co – Niat puasa qadha wajib diketahui setiap Muslim, terutama bagi perempuan yang berpeluang besar perlu mengganti puasanya yang ditinggalkan karena haid atau adanya uzur syar’i lainnya.
Bagi Anda yang sedang mempelajari seputar puasa qadha, berikut uraiannya!
Pengertian Puasa Qadha
Puasa qadha adalah puasa yang dilakukan untuk mengganti puasa wajib (seperti puasa Ramadhan) yang ditinggalkan karena uzur syar’i, seperti sakit, bepergian (safar), haid, nifas, atau sebab lain yang dibenarkan syariat. Kewajiban mengqadha puasa ini berdasarkan firman Allah SWT:
فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ
“Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain.” (QS. Al-Baqarah: 184)
Hukum Niat Puasa Qadha dalam Mazhab Syafi’i
Menurut Mazhab Syafi’i, niat puasa qadha wajib dilakukan pada malam hari sebelum terbit fajar, sebagaimana puasa wajib lainnya. Hal ini didasarkan pada hadits Nabi ﷺ:
مَنْ لَمْ يُبَيِّتِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ
“Barangsiapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Abu Dawud, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah)
Berbeda dengan puasa sunnah, puasa qadha sama seperti puasa ramadhan. Jika Anda lupa atau tidak sempat berniat sebelum fajar, puasa qadha tidak sah dan harus diulang di hari lain.
Selain itu juga perlu diingat bahwa niat puasa qadha harus ditentukan (ta’yin) maksudnya, yaitu menyebut bahwa puasa ini adalah untuk mengganti puasa Ramadhan.
Lafadz Niat Puasa Qadha
Setelah mengetahui betapa pentingnya niat di sini, berikut lafadz niat puasa qadha menurut ulama Syafi’iyyah:
Niat Qadha Puasa Ramadhan

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
“Aku berniat puasa esok hari untuk mengqadha kewajiban puasa Ramadhan karena Allah Ta’ala.”
Jika Anda sulit menghafal redaksi dalam bahasa Arab di atas, maka lafadzkan niatnya atau sebutkan dalam hati menggunakan bahasa Indonesia. Berikut ini niatnya:
“Aku niat mengqadha puasa Ramadhan besok hari karena Allah Ta’ala.”
Batas waktu niat qadha puasa Ramadhan bisa dilakukan mulai dari terbenam matahari hingga sebelum terbit fajar (subuh).
Tenang saja, tidak harus dilafalkan, cukup dalam hati asalkan sudah ditetapkan.
Perlu ditekankan lagi, jika Anda tidak berniat sebelum fajar, maka puasanya tidak sah.
Tata Cara Melaksanakan Puasa Qadha
- Menentukan hari yang memungkinkan untuk berpuasa (tidak dalam keadaan sakit atau safar).
- Berniat pada malam hari sebelum subuh.
- Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.
- Memperbanyak amalan sunnah seperti membaca Al-Qur’an, sedekah, dan dzikir.
Kapan Harus Mengqadha Puasa?
Anda mungkin bertanya, kapan waktu terbaik untuk mengqadha puasa Ramadhan. Tentu saja, waktu terbaiknya ialah segera setelah Ramadhan (Syawal atau bulan berikutnya) sebelum Ramadhan berikutnya tiba.
Perlu diingat juga bahwa jika Anda menunda-nunda hingga Ramadhan berikutnya tanpa uzur syar’i, maka wajib hukumnya untuk membayar fidyah (memberi makan satu orang miskin per hari yang ditinggalkan) dan tentunya Anda masih tetap berkewajiban mengqadha puasa.
Selain itu, jika Anda niat untuk mengqadha puasa Ramadhan, maka jangan menggabungkan niatnya dengan puasa sunnah. Sebab menurut ulama Syafi’i, tidak sah karena satu amalan tidak boleh diniatkan untuk dua ibadah sekaligus.
Jika Anda masih memiliki hutang puasa Ramadhan, apalagi sampai bertahun-tahun, segeralah dilunasi agar tidak lagi menumpuk dosa.
Penutup
Puasa qadha adalah kewajiban bagi muslim yang meninggalkan puasa Ramadhan dengan sebab yang dibenarkan. Pastikan niat dilakukan sebelum fajar dan segera mengganti puasa yang tertunda agar tidak menumpuk hutang ibadah.
Semoga artikel ini bermanfaat dan memudahkan kita dalam menunaikan kewajiban puasa qadha. Wallahu a’lam bish-shawab.
Leave a Comment